JAKARTA | Bogorraya.co
Pemkot Jakarta Selatan melalui Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan (Sudin LH Jaksel) bertekad untuk mengurangi sampah rumah tangga ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, antara lain dengan mengolahnya terlebih dahulu.
“Kalau tidak ada pemilihan dan pemilahan, maka sampah yang dibuang ke Bantargebang akan jauh lebih banyak,” kata Kepala Sudin LH Jaksel Mohamad Amin saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (17/2).
Amin juga mengatakan, setiap hari Jaksel memproduksi 1.559 ton sampah rumah tangga dari 10 kecamatan yang ada di daerah itu dan dibuang ke TPST Bantargebang.
Menurut Amin, sebenarnya sampah yang dihasilkan juga telah dipilah dan dipilah oleh masyarakat, apalagi DKI Jakarta memiliki sejumlah program dalam rangka penanggulangan sampah.
Ia menjelaskan program yang ada di antaranya yaitu Pergub 77 tentang Pengelolaan Sampah, yakni setiap RW dianjurkan bisa mengelola sampahnya sendiri untuk menekan suplai sampah ke TPST Bantargebang.
“Selain itu, kami juga ada program bank sampah, pembuatan kompos dari sampah dan lain sebagainya,” katanya.
Amin menambahkan, ketika nanti empat tempat pengolahan sampah (TPS) berkonsep kurangi, pakai kembali, dan daur ulang (reduce, reuse, recycle/ 3R) di Jaksel, sudah beroperasi, maka diharapkan dapat mengurangi produksi sampah.
Amin mencontohkan, untuk TPS 3R di Kelurahan Pejaten Barat, Kecamatan Pasar Minggu, yang baru diresmikan dapat mengolah sebanyak 50 ton sampah per hari, sedangkan produksi sampah di wilayah tersebut mencapai 220 ton per hari.
“Kalau berkurang 50 ton dengan diolah di TPS 3R. Jadi, rata-rata bisa berkurang menjadi 170 ton sampah yang dibuang ke TPST Bantargebang dari semula 2020 ton, karena 50 ton direduksi di sini,” katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan membangun TPS 3R di 44 kecamatan untuk mengurangi volume sampah.
Pada 2023 sudah terdapat tujuh TPS 3R yang telah dibangun dan pada tahun ini akan ada empat lagi sehingga harapannya seluruh kecamatan memiliki TPS tersebut.(JR)
Penulis : il