BOGOR RAYA | BOGOR
Rektor Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Prof. Dr. Endin Mujahiddin, menyatakan bahwa kondisi pendidikan di Kabupaten Bogor saat ini sangat mengkhawatirkan. Pernyataan tersebut disampaikan saat kunjungan beliau ke Graha Pena Radar Bogor pada Selasa (10/12/2024).
“Dari sekitar 76 ribu lulusan SLTA pada tahun 2024, hanya 23 persen yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Ini adalah angka yang sangat memprihatinkan,” ujar Prof. Endin.
Prof. Endin mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya angka kelanjutan pendidikan di kalangan lulusan SLTA di Kabupaten Bogor. Salah satunya adalah latar belakang ekonomi banyak masyarakat yang berasal dari kalangan menengah ke bawah, yang sering kali menghadapi kesulitan dalam membayar biaya kuliah.
“Situasi ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus. Pendidikan yang layak adalah hak semua orang, tanpa terkecuali,” tegasnya. Ia menambahkan keprihatinannya jika kondisi ini tidak segera ditangani, yang dapat berdampak negatif pada perkembangan masyarakat dalam jangka waktu 20 hingga 30 tahun ke depan.
Sebagai langkah konkret, Prof. Endin menyatakan bahwa pihaknya, bersama beberapa perguruan tinggi di Bogor, berencana untuk memberikan alternatif beasiswa bagi mereka yang kesulitan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. “Pada awal tahun 2025, kami akan melakukan pendataan untuk memetakan masyarakat yang tidak dapat melanjutkan kuliah dan mendorong mereka untuk masuk ke perguruan tinggi, bukan hanya di UIKA saja,” katanya.
Untuk mewujudkan rencana ini, Prof. Endin menekankan pentingnya kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah. “Kami akan berdiskusi dengan Pemkab dan Pemkot Bogor. Ini adalah tanggung jawab bersama, termasuk dari Radar Bogor, untuk menciptakan gerakan peduli pendidikan,” jelasnya.
Direktur Radar Bogor, Nihrawati, menyambut positif rencana dan ajakan kolaborasi yang disampaikan oleh Rektor UIKA. “Pendidikan adalah salah satu cara untuk keluar dari jeratan kemiskinan. Kami sangat senang dan berharap kolaborasi ini dapat segera ditindaklanjuti, terutama karena peluang kerja bagi lulusan SMA sangat terbatas,” ungkap Ira.
Ira juga menambahkan bahwa sebelum akhir tahun, pihaknya akan mengadakan kegiatan refleksi bersama yang mengangkat isu pendidikan sebagai fokus utama.(Rb/Fj)