BOGOR RAYA | BOGOR
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memulai inisiatif baru dalam upaya penanggulangan kemiskinan ekstrem, dengan menggandeng sembilan lembaga filantropi dan dua badan pemerintah. Kolaborasi ini diluncurkan melalui proyek perubahan yang diinisiasi oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kota Bogor, Rudy Mashudi, guna mempercepat penanganan kemiskinan ekstrem di Kota Bogor.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor, Hery Antasari, menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkomitmen untuk menuntaskan kemiskinan ekstrem di Kota Bogor, yang menjadi tanggung jawab bersama. “Mari kita awali dengan konsep yang baru pertama kali dilakukan ini, dimulai dari Kampung Pabuaran, RW 06, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan,” ungkap Hery Antasari dalam sambutannya di Ruang Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor, pada Jumat (15/11/2024).
Sinergi Semua Pihak dalam Penanggulangan Kemiskinan
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK, Nunung Nuryanto, menyatakan bahwa program yang diinisiasi Pemkot Bogor ini dapat dijadikan model bagi daerah lainnya di Indonesia. Menurutnya, penanganan kemiskinan ekstrem memerlukan sinergi antara pemerintah, filantropi, dan seluruh pihak terkait, karena tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak saja.
“Langkah yang dilakukan di Kota Bogor, dengan data yang sudah diverifikasi hingga tingkat RT/RW, akan memastikan ketepatan sasaran dalam penanganan kemiskinan ekstrem. Saya berharap ini dapat menjadi contoh yang baik dan dapat diterapkan di berbagai daerah lainnya,” jelas Nunung Nuryanto.
Filantropi Terlibat Aktif dalam Penanggulangan Kemiskinan
Perwakilan dari lembaga filantropi, Lutfie Kurnia dari Salam Aid, menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan hal yang baru. Selama ini, lembaga filantropi dan kemanusiaan kesulitan untuk mengakses data kemiskinan yang akurat. Namun, dengan adanya inisiatif Pemkot Bogor untuk menyediakan data kemiskinan yang terbuka dan terverifikasi, mereka dapat lebih mudah dalam merancang intervensi yang tepat sasaran.
“Kami mengucapkan terima kasih atas keterbukaan data kemiskinan yang diberikan Pemkot Bogor, sehingga lembaga filantropi yang bergerak di bidang sosial bisa lebih bersinergi dalam penanggulangan kemiskinan ekstrem ini,” ujar Lutfie.
Kolaborasi ini bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan ekstrem di Kota Bogor menjadi 0 persen. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam melibatkan berbagai pihak dalam penyelesaian masalah sosial yang kompleks.(Bk/Fj)