Melihat Ekonomi Papua Nugini, Tetangga RI yang Bikin China Sewot

- Jurnalis

Selasa, 16 Januari 2024 - 09:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

istimewa

istimewa

JAKARTA | Bogorraya.co

Papua Nugini mendapat protes dari pemerintah China akibat kerusuhan yang terjadi di negara tersebut, khususnya yang menargetkan pertokoan milik warga Tiongkok. Kementerian Luar Negeri China mengungkapkan bahwa Kedutaan Besar di Port Moresby telah menyampaikan keluhan terkait insiden tersebut kepada pemerintah Indonesia sebagai negara tetangga Papua Nugini.

Kerusuhan di Papua Nugini dimulai ketika sekelompok tentara, polisi, dan sipir melakukan pemogokan sebagai respons terhadap pemotongan gaji tanpa alasan yang jelas. Warga yang tidak puas dengan pemerintah juga turut serta dalam aksi tersebut, menyerbu dan merampok toko-toko dengan memecahkan jendela kaca. Video dokumentasi menunjukkan kekacauan dengan bangunan dan kendaraan yang terbakar, bahkan polisi terpaksa meluncurkan tembakan untuk membubarkan kelompok penjarah.

Baca Juga :  Pemkot Kota Bogor Blusukan ke Beberapa Titik Longsor

Dalam konteks perekonomian Papua Nugini, data dari Trading Economics menyebutkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut mencapai US$31,6 miliar, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar US$26,11 miliar. Utang pemerintah mencapai 41,6 persen dari PDB pada tahun 2022, mengalami penurunan dari angka tahun sebelumnya sebesar 51,6 persen.

Papua Nugini memiliki perekonomian yang sangat tergantung pada sektor sumber daya alam, terutama pertanian, kehutanan, perikanan, dan ekstraksi mineral serta energi. Sementara perekonomiannya tumbuh 2,6 persen, berbagai tantangan seperti kesulitan akses ke mata uang asing, gangguan pasokan listrik dan air, pembatalan penerbangan domestik, dan masalah di sektor perbankan masih dihadapi.

Baca Juga :  Usai Syukuran HUT ke-11 Tangerang Raya Media Gelar Family Gathering

Asian Development Bank (ADB) mencatat bahwa meskipun ada tantangan ekonomi, sektor-sektor seperti layanan terkait perjalanan internasional, komunikasi, dan real estate menunjukkan ketahanan. ADB juga memperkirakan potensi kenaikan signifikan dalam ekonomi Papua Nugini seiring dengan pembukaan kembali Tambang Emas Porgera dan keputusan investasi final untuk proyek LNG Papua yang diharapkan pada awal tahun 2024. Proyek ini diharapkan dapat merangsang kegiatan ekonomi, meningkatkan pendapatan pajak, dan membantu mengatasi kekurangan devisa di Papua Nugini.(il/BDR)

Berita Terkait

Jaksa Selidiki Temuan Uang Rp21 Miliar di Rumah Rudi Suparmono, Mantan Ketua PN Surabaya
Daftar Penerima Bansos PKH dan BPNT 2025 Tersedia di Situs Resmi Kemensos
Formasi CPNS Kemenag Tidak Terisi Penuh: 20.772 Kuota, Hanya 17.221 Pelamar yang Lulus
Usia Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Naik ke 59 Tahun, Manfaat Jaminan Pensiun Alami Penyesuaian
PM Jepang Shigeru Ishiba Bertemu Presiden Prabowo di Istana Bogor
Evaluasi Pelaksanaan MBG untuk Tingkatkan Efektivitas Program
Dirut PLN: Konsumsi Listrik Kendaraan EV di SPKLU Melonjak Sepanjang Nataru
Kasus Korupsi Dana CSR BI, KPK Periksa Dua Legislator DPR
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 16 Januari 2025 - 06:42 WIB

Jaksa Selidiki Temuan Uang Rp21 Miliar di Rumah Rudi Suparmono, Mantan Ketua PN Surabaya

Kamis, 16 Januari 2025 - 06:38 WIB

Daftar Penerima Bansos PKH dan BPNT 2025 Tersedia di Situs Resmi Kemensos

Selasa, 14 Januari 2025 - 09:14 WIB

Formasi CPNS Kemenag Tidak Terisi Penuh: 20.772 Kuota, Hanya 17.221 Pelamar yang Lulus

Senin, 13 Januari 2025 - 04:00 WIB

Usia Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Naik ke 59 Tahun, Manfaat Jaminan Pensiun Alami Penyesuaian

Sabtu, 11 Januari 2025 - 15:06 WIB

PM Jepang Shigeru Ishiba Bertemu Presiden Prabowo di Istana Bogor

Berita Terbaru

Peristiwa

Mobil Yuki Kato Dibobol Maling di Bogor, Ponsel iPhone Hilang

Jumat, 17 Jan 2025 - 08:29 WIB