Kritik Publik terhadap Penguatan Reformasi Antikorupsi di Pemerintahan Jokowi

- Jurnalis

Jumat, 3 Januari 2025 - 02:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BOGOR RAYA  | JAKARTA

Nama Joko Widodo (Jokowi), Presiden RI ke-7, masuk sebagai salah satu pemimpin terkorup di dunia tahun 2024 versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). PDIP pun telah mengetahui sehingga memecatnya dari keanggotaan partai.

Berdasarkan situs resminya, dikutip, Rabu (1/1), OOCRP menobatkan sejumlah finalis yang masuk sebagai ‘Person Of the Year 2024 in Organized Crime and Corruption’.

Ada lima pemimpin dunia yang masuk nominasi, selain Jokowi, yakni mantan Presiden Suriah, Bashar Al-Assad, sebagai pemimpin nomor satu terkorup. Kemudian, Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, Mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, dan Pengusaha India Gautam Adani.

Terkait hal itu, politikus senior PDIP Andreas Hugo Pareira mengaku pihaknya telah mengetahui sikap korup Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) selama menjabat. Hal itu yang menjadi alasan mengapa PDIP memecat Jokowi beserta keluarganya.

Dia mengaku tak terkejut bila Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) memasukkan Jokowi sebagai salah satu finalis pemimpin dunia yang terkorup.

“Jokowi sudah dipecat oleh partai, bahkan bukan hanya Jokowi tetapi juga keluarganya. Pemecatan ini karena partai sudah lebih dahulu melihat bahwa Jokowi menggunakan kekuasaan secara korup. Justru karena partai sudah melihat bahwa perilaku Jokowi selama berkuasa yang korup maka partai memecat beliau,” ujar Andreas dikutip inilah com, Jakarta, Kamis (2/1).

Baca Juga :  Polres Bogor dan Pemkab Bogor Gelar Simulasi SISPAM KOTA Jelang Pemilukada 2024

Andreas justru menganggap “penghargaan” tersebut semakin memperkuat keputusan partai memecat Jokowi dan keluarganya.

“‘Anugerah’ Jokowi sebagai salah satu pemimpin terkorup di dunia justru memperkuat bahwa apa yang diputuskan oleh partai dengan memecat Jokowi adalah kebenaran,” ujarnya.

Sementara itu, Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) mengomentari Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang memasukkan namanya di daftar pemimpin paling korup di dunia.

Ia mengingatkan bahwa saat ini banyak pihak yang menebar fitnah untuk menggiring opini publik. Fitnah tersebut banyak dilakukan tanpa disertai bukti.

“Sekarang banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti. Itu yang terjadi sekarang kan,” ujar Jokowi dikutip cnnindonesia com, Selasa (31/12).

Jokowi tidak menjawab dengan tegas saat ditanya apakah tuduhan tersebut bermuatan politis. Ia mengatakan banyak pihak melakukan penggiringan opini publik dengan berbagai cara. “Ya ditanya aja (bermuatan politik atau tidak). Orang bisa memakai kendaraan apapun lah,” kata Jokowi.

Di kutip dari situs resmi, The Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) merupakan salah satu organisasi jurnalisme investigasi di dunia, yang berkantor pusat di Amsterdam. Lembaga ini mengklaim memiliki staf di enam benua.

Baca Juga :  Ngaku Kenal Semua Presiden RI, Prabowo tak Sebut Megawati

“Kami adalah ruang berita nirlaba yang berorientasi pada misi dan bermitra dengan outlet media lain untuk menerbitkan berita,” demikian OCCRP menggambarkan dirinya sebagai lembaga investigasi.

OCCRP didirikan oleh wartawan investigasi veteran Drew Sullivan dan Paul Radu pada tahun 2007.

OCCRP dimulai di Eropa Timur dengan beberapa mitra dan telah berkembang menjadi kekuatan utama dalam jurnalisme investigasi kolaboratif, menegakkan standar tertinggi untuk pelaporan kepentingan publik.

Dari mana sumber pendanaan OCCRP?

Lembaga ini mengklaim sebagai organisasi nirlaba yang didanai oleh para donatur.  “Rincian donatur kami berubah setiap tahun, tetapi pada tahun 2024 kami menerima pendanaan dari enam donatur pemerintah, termasuk AS, Prancis, dan Swedia, serta sejumlah yayasan swasta yang mendukung jurnalisme investigasi,” tulis lembaga itu di situsnya.

Secara total, OCCRP memiliki 50 hibah terpisah dari para donatur ini. AS bukanlah area fokus historis bagi lembaga itu.

OCCRP memfokuskan sumber daya  untuk mendukung jurnalis dan melakukan pelaporan di negara-negara yang tidak memiliki banyak dana atau dukungan untuk jurnalisme.

Sementara AS, di sisi lain, memiliki lingkungan media yang kuat dan sangat kompetitif, dengan banyak pemain lama yang melakukan pekerjaan investigasi yang sangat baik. “Ini bukan pasar yang mudah untuk dimasuki,” demikian OCCRP. (jr)

Berita Terkait

Ratusan Mahasiswa Bogor Gelar Demo, Evaluasi 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran
Mayat Wanita Ditemukan di Rumah Kosong Bogor Saat Calon Pembeli Survei Lokasi
Kisruh Pagar Laut, MPSI Soroti Dugaan Kepentingan Politik dan Bisnis
Hujan Deras dan Angin Kencang di Bogor, Atap Toko Roboh, Satu Orang Luka
Warga Bogor Tewas Tercebur Sumur di Kamar Mandi
Kecelakaan Tragis di Cibungbulang: Mobil Terjun dari Tebing, 1 Orang Meninggal
Mobil Yuki Kato Dibobol Maling di Bogor, Ponsel iPhone Hilang
Kebakaran Melanda Glodok Plaza, Jakarta Barat
Berita ini 7 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 31 Januari 2025 - 17:33 WIB

Ratusan Mahasiswa Bogor Gelar Demo, Evaluasi 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran

Kamis, 30 Januari 2025 - 16:56 WIB

Mayat Wanita Ditemukan di Rumah Kosong Bogor Saat Calon Pembeli Survei Lokasi

Jumat, 24 Januari 2025 - 17:36 WIB

Kisruh Pagar Laut, MPSI Soroti Dugaan Kepentingan Politik dan Bisnis

Rabu, 22 Januari 2025 - 08:50 WIB

Hujan Deras dan Angin Kencang di Bogor, Atap Toko Roboh, Satu Orang Luka

Rabu, 22 Januari 2025 - 08:41 WIB

Warga Bogor Tewas Tercebur Sumur di Kamar Mandi

Berita Terbaru

Nasional

Efisiensi Anggaran, BP Haji Hapus Pos Protokoler

Kamis, 6 Feb 2025 - 12:58 WIB