BOGOR | bogorraya.co
Situasi politik di Kota Bogor semakin memanas menjelang Pilkada 2024, dengan ketegangan yang dipicu oleh dinamika politik di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Mantan Wali Kota Bogor, Bima Arya, kini menjadi sorotan karena diduga memainkan peran ganda dalam kontestasi politik kali ini.
Setelah mengumumkan keputusan untuk tidak maju dalam Pilkada Jawa Barat, Bima Arya tampaknya tetap mencari cara untuk menjaga relevansinya di panggung politik. Ada dugaan bahwa Bima mendukung dua kubu yang berbeda dalam Pilkada Bogor untuk memastikan dirinya tetap memiliki pengaruh yang signifikan.
Sejak awal, Bima menunjukkan dukungannya terhadap wakilnya, Dedie Rachim, untuk maju dalam Pilkada Bogor. Namun, belakangan ini muncul informasi bahwa Bima juga mendukung Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) Kota Bogor nonaktif, Rena Da Frina, untuk maju dalam Pilkada.
Pengamat politik dari Lembaga Studi Visi Nusantara Maju (LS Vinus), Yusfitriadi, menjelaskan bahwa keputusan Bima Arya untuk tidak berpartisipasi dalam Pilkada Jawa Barat membuatnya perlu mencari “mainan” politik baru. “Setelah Bima mengumumkan tidak akan maju pada pemilihan Gubernur Jawa Barat, tentu dia harus mempunyai ‘mainan’ politik untuk mencapai orientasinya, maka dia bermain di ‘dua kaki’,” ujar Yusfitriadi saat dihubungi oleh Kompas.com.
Bima terlibat dalam penerimaan rekomendasi dari DPP Partai Gerindra untuk pasangan Dedie Rachim dan Jenal Mutaqin yang disebut-sebut akan maju bersama dalam Pilkada Bogor. Meskipun Rena Da Frina awalnya diproyeksikan sebagai pendamping Dedie, rencana tersebut tidak terwujud hingga saat ini.
Sementara itu, Rena Da Frina juga diyakini akan mendapatkan rekomendasi dari partai politik lain untuk turut serta dalam Pilkada 2024. Pada Minggu (12/8/2024), Tim Relawan Sahabat Rena mengadakan pertemuan dengan jajaran pengurus DPD Golkar Kota Bogor sekitar pukul 10.00 WIB. Dalam pertemuan tersebut, Rena bertemu dengan Ketua DPD Golkar yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Bogor, Rusli Prihatevy.
Pilkada Bogor 2024 diperkirakan akan menjadi arena pertarungan politik yang sengit, dengan berbagai manuver politik yang terus berkembang. (il/BGR)
Penulis : il