JAKARTA | Bogorraya.co
Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) mengakui kenaikan harga beras sangat menganggu industri makanan dan minuman. Tentunya kondisi itu berpengaruh terhadap masyarakat.
Ketua Umum GAPMMI, Adhi S Lukmam, mengatakan harga beras yang saat ini melambung tinggi disebabkan karena ketersediaan yang sedikit terganggu. Namun, pemerintah telah berjanji untuk mengatasi masalah tersebut.
Meski tak dipungkiri bila dengan adanya pengaruh global maka kenaikan harga itu bukan hanya pada komoditi beras, tapi juga sejumlah bahan pangan pokok lainnya, seperti gula yang memengaruhi produk susu yang juga terkerek meningkat karena faktor geopolitik dan climate change tersebut.
“Nah, ini pasti berpengaruh terhadap pangan olahan. Karena income masyarakat tetap. Namun demikian mereka lebih memprioritaskan pangan pokok sebagai kebutuhan utama. Sehingga ini akan sedikit berpengaruh terhadap pengeluaran mereka untuk pangan-pangan sekunder,” terangnya dalam Market Review IDX Channel hari ini, Senin (19/2).
Oleh sebab itu, lanjut Adhi, pihaknya harus mengantisipasi agar daya beli masyarakat bisa terjaga. Satu diantaranya dari industri.
“Kebanyakan kita tidak menaikkan harga terlebih dahulu tahun ini. Meskipun ada beberapa yang menaikkan harga. Tapi saya pantau sebagian besar masih ingin mempertahankan harga supaya daya beli masyarakat masih bisa terjaga. Ini sangat penting sekali. Karena kalau kita ikut naik harga, bahan pokok naik harga, masyarakat sangat terganggu. Apalagi dengan lebaran dan puasa ini,” imbuhnya.
Kendati demikian dikatakan Adhi ada beberapa produk pangan yang mungkin tidak mengalami kenaikan harga untuk mengimbangi kenaikan harga bahan pangan pokok tersebut. Produk-produk itu diantaranya, mie instan, kemudian makanan dan minuman yang biasanya aling banyak dikonsumsi saat Ramadan dan Lebaran seperti sirp, nata de coco, makanan kolang-kaling, kurma, dan juga biskuit.
“(Intinya) Kita industri rata-rata ingin memberikan yang terbaik untuk konsumennya, sehingga kita pantau harga tidak terlalu melonjak. Beda dengan pangan pokok yang tidak bisa dihindari karena ini bukan dikendalikan oleh industri. Kalau industri masih bisa mengurangi margin, masih bisa memikirkan jangka panjang,” tuturnya.
“Tapi kalau pangan pokok ini kan langsung ya, secara langsung, dan mau tidak mau, kalau harga naik, mereka tidak punya cadangan untuk mengelola kenaikan tersebut. Sehingga mau tidak mau langsung berpengaruh terhadap harga jual seperti itu,” pungkasnya. (jr)
Penulis : il