BOGOR RAYA | BOGOR
Dalam upaya memperkuat digitalisasi layanan kesehatan ibu dan anak, Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI bersama Japan Center for Local Administration and International Relations (JCLAIR) menggelar seminar internasional di Aula Makarti Bhakti Nagari, Jakarta, Selasa (29/10/2024). Seminar ini membahas pengalaman Indonesia dan Jepang dalam transformasi digital, khususnya untuk mendukung kesehatan ibu dan anak serta penanganan stunting.
Pelaksana Tugas Kepala LAN RI, Muhammad Taufiq, menjelaskan bahwa digitalisasi layanan publik, terutama di sektor kesehatan ibu dan anak, menjadi prioritas pemerintah sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan dalam pelayanan. “Digitalisasi memungkinkan pengambilan keputusan lebih akurat dan cepat dengan akses data yang real-time,” ujar Taufiq. Ia menambahkan bahwa peran pimpinan birokrasi yang berorientasi kolaborasi dan berpikir holistik juga penting dalam memastikan keberhasilan transformasi ini.
Dalam kesempatan ini, Wakil Direktur Kantor Urusan Internasional Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, Tagashira Shinji, mengungkapkan bahwa seminar ini memberikan kesempatan bagi kedua negara untuk berbagi pengalaman terkait administrasi lokal. “Pertukaran pengetahuan ini juga sebagai upaya menjawab tantangan administrasi publik di kedua negara,” katanya. Tagashira juga menyampaikan bahwa berbagai kebijakan, termasuk pengembangan program makan siang sekolah di Indonesia, dapat menjadi inspirasi untuk diterapkan di Jepang.
Sekretaris Daerah Kota Bogor, Syarifah Sofiah, turut memberikan perspektif mengenai layanan kesehatan ibu dan anak di daerahnya. “Di Kota Bogor, pelayanan dilakukan di posyandu dan puskesmas, yang meliputi pendataan dan pemeriksaan kesehatan ibu dan anak,” jelasnya. Seminar ini juga menghadirkan pemaparan dari Direktur Divisi Dukungan Pengasuhan Anak, Kota Kitakyushu, Nakahara Naoko, dan Direktur Departemen Kesejahteraan Anak, Kota Hirakata, Tanaka Yuko, yang berbagi pengalaman transformasi digital dalam pelayanan kesehatan anak di Jepang.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat pelayanan kesehatan ibu dan anak di kedua negara dan menjadi langkah signifikan dalam menanggulangi stunting melalui pemanfaatan teknologi yang lebih terintegrasi.(Bk/Fj)