DPR Minta Jangan Bebani Masyarakat Bawah, Tarif KRL akan Naik

- Jurnalis

Selasa, 7 Mei 2024 - 09:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ini dilakukan guna mencegah kenaikan tarif KRL menjadi beban bagi masyarakat umum, terutama bagi kelompok menengah ke bawah.

JAKARTA | Bogorraya.co

Tarif KRL Jabodetabek dikabarkan akan naik. PT KAI Commuter (KCI) tengah menunggu peraturan dari Kementerian Perhubungan.

Rencana kenaikan tarif tersebut dibenarkan Asdo Artriviyanto, Direktur Utama PT KAI Commuter (KCI). Meski begitu, pihaknya masih menunggu peraturan, khususnya dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

“Pemerintah akan menetapkan masalah kenaikan tarif KRL Jabodetabek. Akan ada kenaikan, ada. Tunggu tanggal mainnya,” ujar Asdo dikutip, Senin (6/5).

Menurutnya, layanan KRL Commuter Line adalah layanan penugasan publik service obligation (PSO). Pihaknya hanya menjalankan penugasan tersebut dan komponen tarifnya juga dihitung langsung oleh Kemenhub.

Menyikapi rencana tersebut, pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan pemerintah harus menyediakan solusinya. Ini dilakukan guna mencegah kenaikan tarif KRL menjadi beban bagi masyarakat umum, terutama bagi kelompok menengah ke bawah.

Sebagai solusi agar masyarakat lemah tidak terbebani dengan kenaikan tarif KRL Jabodetabek, Pemprov DKI dan PT KCI dapat menerapkan cara yang diberlakukan Pemprov Jawa Tengah (Trans Jateng) dan Pemkot Semarang (Trans Semarang) dalam memberikan subsidi penumpang.

Baca Juga :  Aksi Demo Sopir Truk Tambang di Parung Panjang Berimbas Kemacetan

Ia menjelaskan bahwa tarif Trans Semarang, yang dikelola oleh Pemerintah Kota Semarang, adalah Rp4.000, dan ada tarif khusus Rp1.000 untuk siswa atau mahasiswa.

Sementara itu, anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama meminta kepada pemerintah agar tarif KRL Jabodetabek yang belum berubah sejak tahun 2016 dapat naik tahun 2024 ini.

Ia menyebut ada tiga catatan penting yang menjadi pertimbangan untung-rugi dan dampaknya jika tarif KRL dinaikkan. “Pertama, jangan sampai membebani mayoritas dari penumpang KRL, dilihat dari rata-rata penghasilannya,” tutur Suryadi, dikutip republika co id, kemarin.

Ia mengatakan menurut survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada 2021 menunjukkan bahwa sebanyak 56,06 persen penumpang KRL berpenghasilan kurang dari Rp 4 juta sebulan, dan 43,94 perseb berpenghasilan lebih dari Rp 4 juta.

Kemudian catatan yang kedua, jangan sampai membuat penumpang KRL beralih kepada kendaraan pribadi. “Itulah sebabnya, meskipun public service obligation (PSO) atau subsidi tarif KRL Jabodetabek sebanyak Rp 1,6 triliun pada tahun 2023 dianggap tidak tepat sasaran kepada kalangan kurang mampu, tarif KRL tidak dapat langsung dinaikkan,” ucapnya.

Baca Juga :  Pemimpin Yang Kita Cari Bisa Melanjutkan Estafet Kepemimpinan

Catatan ketiga yakni kualitas pelayanan yang harus ditingkatkan, terutama sesuai dengan ketentuan dalam Permenhub No PM 63 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang dengan Kereta Api. Menurutnya saat ini masih banyak keluhan penumpang KRL terkait keterlambatan datangnya kereta, padatnya penumpang pada jam-jam sibuk, repotnya pergerakan penumpang di Stasiun Manggarai, rusaknya elevator di beberapa stasiun, dan terbaru adalah jatuhnya penumpang di celah peron stasiun.

Selain itu, politikus PKS itu menilai pembangunan berbagai sarana prasarana KRL masih jauh panggang dari api, seperti revitalisasi Stasiun Pondok Rajeg, pembangunan jalur ganda (double track) dan lainnya seperti yang diamanahkan Peraturan Presiden (Perpres) No 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek Tahun 2018-2029. (jr)

Penulis : il

Berita Terkait

Masyarakat Apresiasi Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto
Hari Pahlawan: Suara Tokoh Agama–Akademisi Menguat, Soeharto Layak Diberi Gelar Pahlawan Nasional
Warisan Pembangunan dan Fondasi Ekonomi Kuat, Soeharto Layak Sandang Gelar Pahlawan Nasional
Hari Pahlawan: Suara Tokoh Agama–Akademisi Menguat, Soeharto Layak Diberi Gelar Pahlawan Nasional
Rayakan Semangat Pemuda, Pemerintah Mantapkan Masa Depan Lewat MBG
Jaga Ruang Digital Tetap Kondusif Cerminkan Semangat Sumpah Pemuda yang Sesungguhnya
Generasi Muda Optimistis, Pemerintah Catat Capaian Swasembada Pangan
Swasembada Energi dan Pangan Warnai Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran
Berita ini 8 kali dibaca
Tarif KRL Jabodetabek dikabarkan akan naik. PT KAI Commuter (KCI) tengah menunggu peraturan dari Kementerian Perhubungan. Rencana kenaikan tarif tersebut dibenarkan Asdo Artriviyanto, Direktur Utama PT KAI Commuter (KCI). Meski begitu, pihaknya masih menunggu peraturan, khususnya dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. "Pemerintah akan menetapkan masalah kenaikan tarif KRL Jabodetabek. Akan ada kenaikan, ada. Tunggu tanggal mainnya," ujar Asdo dikutip, Senin (6/5).

Berita Terkait

Selasa, 11 November 2025 - 07:34 WIB

Masyarakat Apresiasi Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto

Senin, 10 November 2025 - 09:54 WIB

Hari Pahlawan: Suara Tokoh Agama–Akademisi Menguat, Soeharto Layak Diberi Gelar Pahlawan Nasional

Sabtu, 8 November 2025 - 11:11 WIB

Warisan Pembangunan dan Fondasi Ekonomi Kuat, Soeharto Layak Sandang Gelar Pahlawan Nasional

Jumat, 7 November 2025 - 08:38 WIB

Hari Pahlawan: Suara Tokoh Agama–Akademisi Menguat, Soeharto Layak Diberi Gelar Pahlawan Nasional

Selasa, 28 Oktober 2025 - 16:25 WIB

Rayakan Semangat Pemuda, Pemerintah Mantapkan Masa Depan Lewat MBG

Berita Terbaru