Dampak Pemangkasan Anggaran: BMKG Kesulitan Deteksi Dini Gempa dan Tsunami

- Jurnalis

Selasa, 11 Februari 2025 - 21:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BOGOR RAYA | BOGOR

Efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah pada 2025 berdampak signifikan terhadap berbagai kementerian dan lembaga, termasuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Lembaga yang bertanggung jawab atas pemantauan cuaca dan bencana geologi ini mengalami pemangkasan anggaran sebesar Rp 1,423 triliun atau sekitar 50,35 persen dari alokasi awal Rp 2,826 triliun.

Dampak paling terasa dari kebijakan ini adalah penurunan kualitas layanan deteksi dini cuaca, iklim, gempa bumi, dan tsunami. Pemeliharaan Alat Operasional Utama (Aloptama) mengalami pengurangan hingga 71 persen, yang berdampak pada berkurangnya akurasi sistem pemantauan bencana.

Penurunan Akurasi dan Kecepatan Informasi

Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama BMKG, Muslihhuddin, mengungkapkan bahwa pemangkasan anggaran ini menyebabkan penurunan akurasi deteksi cuaca dan gempa bumi dari 90 persen menjadi 60 persen. Selain itu, waktu peringatan dini tsunami yang sebelumnya dapat diterbitkan dalam tiga menit kini melambat menjadi lima menit atau lebih.

“Selain akurasi dan kecepatan informasi, jangkauan penyebarluasan peringatan gempa bumi dan tsunami juga berkurang hingga 70 persen,” jelasnya, dikutip dari Antara dan Kumparan, Senin (10/2/2025).

Baca Juga :  Pelantikan Pimpinan DPRD Kota Bogor Resmi Digelar, Pj Wali Kota Berikan Pesan Penting

Saat ini, hampir 600 sensor pemantauan gempa bumi dan tsunami yang tersebar di seluruh Indonesia telah melewati usia kelayakan. Tanpa perawatan dan pembaruan, risiko kesalahan dalam deteksi bencana semakin meningkat.

Dampak pada Transportasi dan Ketahanan Pangan

Tidak hanya berdampak pada mitigasi bencana, pemotongan anggaran ini juga menghambat modernisasi sistem operasional BMKG. Hal ini turut berimbas pada sektor transportasi udara dan laut yang sangat bergantung pada akurasi data cuaca dan navigasi.

Selain itu, BMKG juga berperan dalam mendukung ketahanan pangan, energi, dan air dengan memberikan prediksi cuaca yang presisi. Tanpa dukungan anggaran yang memadai, kajian iklim dan tektonik jangka menengah hingga panjang menjadi sulit dilakukan, yang berpotensi mempengaruhi berbagai sektor strategis.

Peran BMKG sebagai penyedia peringatan dini tsunami di kawasan Samudera Hindia dan ASEAN juga turut terdampak, mengurangi kapasitas Indonesia dalam mitigasi bencana di tingkat internasional.

Baca Juga :  Soal Dana Kampanye, Airin-Ade Tertinggi

BMKG Ajukan Dispensasi Anggaran

Melihat dampak serius ini, BMKG mengajukan permohonan dispensasi anggaran agar layanan pemantauan tetap optimal.

“Mitigasi ancaman bencana Geo-Hidrometeorologi di Indonesia tidak boleh diabaikan karena menyangkut keselamatan masyarakat luas,” tegas Muslihhuddin.

Sebagai informasi, pemangkasan anggaran ini merupakan bagian dari Instruksi Presiden (Inpres) 1/2025 yang dikeluarkan Presiden Prabowo Subianto. Kebijakan tersebut mengharuskan efisiensi anggaran pada APBN dan APBD 2025 sebesar Rp 306,69 triliun, termasuk pengurangan dana Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp 256,1 triliun serta transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp 50,59 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa kebijakan efisiensi ini bertujuan untuk mengalokasikan kas negara ke program prioritas, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), swasembada pangan dan energi, serta peningkatan sektor kesehatan.

Namun, dengan konsekuensi yang ditimbulkan terhadap mitigasi bencana, pemerintah diharapkan dapat mencari solusi agar pengurangan anggaran tidak mengorbankan keselamatan masyarakat.(Ibk/Fj)

Berita Terkait

Update Penetapan NI PPPK 2024 Wilayah Kerja BKN Jakarta: Cek Data Terbaru
Hujan Lebat dan Angin Kencang Ancam Beberapa Wilayah Jawa Barat
HPN 2025 Jadi Momen Peluncuran Buku “Dibuang Sayang” Karya Suryansyah
Polda Jabar Dirikan Posko Identifikasi Korban Kecelakaan di Gerbang Tol Ciawi
Dana Kelolaan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Tumbuh 19,1%, Capai Rp189,2 Triliun
Pasar Leuwiliang Bogor Akan Dibangun Kembali Setelah Idul Adha 2025
KPP Bogor Raya Gelar Audiensi dengan Bapperida Kota Bogor untuk Dukung Kesetaraan Pendidikan
Granat Aktif Ditemukan di Lemari Dapur Rumah Warga di Bogor
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 24 Februari 2025 - 14:24 WIB

Update Penetapan NI PPPK 2024 Wilayah Kerja BKN Jakarta: Cek Data Terbaru

Selasa, 11 Februari 2025 - 21:18 WIB

Dampak Pemangkasan Anggaran: BMKG Kesulitan Deteksi Dini Gempa dan Tsunami

Senin, 10 Februari 2025 - 10:33 WIB

Hujan Lebat dan Angin Kencang Ancam Beberapa Wilayah Jawa Barat

Sabtu, 8 Februari 2025 - 12:03 WIB

HPN 2025 Jadi Momen Peluncuran Buku “Dibuang Sayang” Karya Suryansyah

Rabu, 5 Februari 2025 - 13:01 WIB

Polda Jabar Dirikan Posko Identifikasi Korban Kecelakaan di Gerbang Tol Ciawi

Berita Terbaru

Nasional

Ramadan Tak Menghalangi Pelaksanaan Program MBG

Selasa, 25 Feb 2025 - 11:48 WIB